Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Thursday, November 21, 2013

mengenal hakikat diri
Hakikat Diri 
Mengapa Harus Mengenal Hakikat Diri Mengenal hakikat diri adalah hal yang penting jika Anda ingin meraih kemuliaan dan keunggulan. Dalam bidang manajemen, ada anlisa SWOT yang tiada lain cara untuk mengenal perusahaan. Pengenalan inilah yang akan menjadi rujukan untuk strategi perusahaan selanjutnya. Begitu juga, langkah kita, termasuk langkah perbaikan dan langkah menuju kemuliaan harus dimulai dari mengenal hakikat diri terlebih dahulu. Jika tidak … Anda bisa melakukan hal yang sia-sia karena bisa melakukan hal yang salah. Jika Anda melihat diri begitu lemah, maka Anda menjadi rendah diri. Sebaliknya saat Anda melihat diri secara lebay, Anda akan terjebak pada sikap sombong atau takabur. Jika pada konsep pengembangan diri dari luar, sering kita mendengar atau membaca betapa hebatnya diri kita. Ya, memang kita sudah diberikan potensi yang sangat dahsyat oleh Allah, namun perlu kita sadari bahwa kondisi manusia pun ada kelemahan dan kekurangannya. Jangan sampai, karena konsep materialistis merasuk ke dalam pikiran kita, maka keakuan kita lebih kuat dibandingkan kesadaran bahwa manusia adalah mahluq Allah. Mengenal Hakikat Diri Seutuhnya Kita harus mengenal hakikat diri kita dengan utuh, tidak setengah-setengah. Ada sebagian orang yang hanya mengenal kehebatan diri sehingga menjadi takabur. Sementara ada orang yang hanya mengenal kelemahan diri yang menjadikannya rendah diri. Untuk kita perlu mengenal diri secara utuh, yaitu seimbang melihat kemuliaan dan kelemahan sekaligus dengan sikap yang arif sehingga tindakan, perilaku, rencana, dan program kita berjalan dengan seimbang. Tidak sombong namun tidak juga rendah diri. Yang ada adalah percaya diri karena memahami potensi diri yang hebat dan keyakinan bantuan serta pertolongan dari Allah. Percaya diri dibentuk dari percaya kepada potensi diri dan percaya akan pertolongan Allah. Dan yang terpenting adalah dengan mengenal hakikat diri  diharapkan kita mampu memahami tugas dan peran kita sesungguhnya. Jangan sampai kita hanya melakukan tindakan-tindakan yang sebenarnya bukan tugas dan peran kita, sehingga hidup menjadi sia-sia. Makhluq Yang Lemah, Bodoh, dan Berkebutuhan Sebelum kita berbicara tentang kelebihan manusia, kita perlu memahami bahwa manusia itu pada dasarnya lemah, bodoh, dan membutuhkan bantuan serta pertolongan yang ada di luar dirinya. Ini kondisi dasar manusia di hadapan Allah dan posisi sebagai makhluq. Manusia itu lemah, sebab hanya dari Allahlah datangnya kekuatan. Manusia itu bodoh karena hanya Allah Yang Mahatahu. Manusia itu membutuhkan bantuan serta pertolongan Allah, sebab Allah Mahakuasa sementara manusia penuh dengan keterbatasan dan kekurangan. Dengan pemahaman ini, maka tidak pantas jika kita memiliki rasa sombong atau takabur sedikitpun. Hal ini jarang ditekankan oleh faham materialistis, faham yang melupakan atau meminggirkan eksistensi Allah yang menciptakannya. Akibatnya bisa terjadi hidup yang penuh kesombongan dan takabur bahkan merasa tidak membutuhkan Allah. dan manusia dijadikan bersifat lemah. (QS.4:28) Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS.33:72) Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS.35:15) Manfaat Memahami Kelemahan Diri Jika kita sudah memahami bahwa diri kita lemah, maka kita bisa mengantisipasi dan hidup lebih waspada. Manfaat memahami kelemahan diri tidak akan menjadikan kita takabur, sehingga hidup lebih waspada dan hati-hati. Kita akan terus belajar, terus-menerus menambah ilmu dan belajar sebab sebenarnya kita segala tahu, tidak segala bisa. Ada hal yang tidak kita ketahui ada hal yang tidak kita bisa. Selalu berusaha mendapatkan pertolongan dan bantuan dari Allah. Justru, jika kita menyikapi dengan baik, memahami kelemahan diri akan berdampak positif, bukan melemahkan. Semua manfaat diatas, tiada lain akan memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri kita. Makhluq Yang Dimuliakan Manusia adalah makhluq yang banyak mendapatkan kemuliaan yang diberikan Allah. Banyak kelebihan dan keistimewaan manusia dibandingkan makhluq lainnya, bahkan malaikat sekali pun. Yang pertama adalah manusia ditiupi ruh. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS.32:9) Yang kedua diberikan kelebihan dibandingkan makhluq lain. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS.17:70) Yang ketiga ditundukan alam untuk manusia. Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.45:12,13) Sungguh kehormatan yang diterima manusia. Dibalik sifatnya yang lemah, bodoh, dan membutuhkan, namun Allah pun memberikan kemulian bagi manusia. Semua ini agar manusia bersyukur dan mau berfikir. Kesimpulan Jika manusia sudah dimuliakan dan mendapatkan kelebihan yang luar biasa, plus potensi pikiran, hati, dan jasad, maka tidak ada lagi alasan bagi diri kita dalam menjalani beban hidup ini, termasuk tugas-tugas yang kita emban. Kita akan mampu selama kita memanfaatkan potensi diri, memanfaatkan alam, dan memohon pertolongan Allah. Namun kita tidak boleh takabur, karena seungguhnya manusia itu lemah, bodoh, dan membutuhkan. Inilah buah dari mengenal hakikat diri dengan benar.



0 comments: